Selasa, 18 November 2008

semalam....dinda....

Kami hanya terdiam, setelah 1 jam ia memanggilku datang
Katanya...
Ada yang ingin diceritakan
Sesekali aku meliriknya, raut wajahnya tak berubah. Ia menerawang sendiri
Kedalam pikirannya yang tak terjangkau olehku
***
Aku salah tingkah ketika waktu hanya berjalan dan kami tetap diam
Sesekali aku merubah posisi dudukku
Ia hanya melirikku
Kemudian
Kembali terhanyut dalam pikirannya
***
"emmm...emmm...ini...apa ada hubungannya denganku?" apa pertanyaanku salah? suasana terasa menegangkan
"rokok?" tawarnya
Sesaat kemudian kamar 5x4 dinda dipenuhi asap rokok, gadis ini perokok entah sejak kapan.
Aku hanya teman yang dikenalnya semalam
Kami bertemu dicafe, sebuah cafe malam
Saat itu dinda sedang bertengkar dengan pacarnya atau...teman kencannya, aku tidak tahu
dan
Tiba-tiba ia merangkul lenganku yang kebutulan berada disampingnya sambil berkata, "PERGI SANA BABI!!ANJING!!!"
Lalu...
Tiba-tiba dinda menarikku keluar dari kerumunan orang-orang cafe yang dari tadi melihatnya
Aku hanya pasrah
Banyak pertanyaan dikepalaku, tapi wajah dinda menjawab semuanya
Murung...Sedih...Putusasa....Benci...Marah....Dendam....Galau....
Kamar 5x4....
Aku terkurung semalaman didalamnya
Bersama gadis yang tidak kukenal bahkan namanya
Ia hanya tertunduk....merangkul erat lututnya yang beradu dengan keningnya
Terisak dalam tangisnya
Lagi-lagi saat itu juga aku hanya diam
Menunggunya tenang
Jam 02.00 am
Dinda mulai membuka pembicaraan "maaf tiba-tiba menyeretmu dalam masalah, gue dinda"
Matanya lembab, ia memaksakan diri untuk tersenyum walau air mata terus membasahi pipinya
***
"kau ingat?" ungkapnya tiba-tiba "semalam..."
Kubiarkan ia menyelesaikan kalimatnya
"lelaki itu...yang di cafe...ia bukan pacar gue" ia terhenenti sejenak, mengepulkan asap rokok kemudian melanjutkan kalimatnya "apa ya namanya...ia klien gue"
Jantungku berdebar mendengarnya, bukan hal baru untuk kota sebesar Jakarta tapi...ia terlalu belia untuk itu
"ia hiperseks" lanjutnya gemetaran "ia akan melakukan seks setelah menyiksa gue" ia menelan ludah "biasanya, ia memukul, kadang mencambuk dengan ikat pinggang, atau menyundut dengan rokok..." ia merangkul lututnya, mendekatkannya pada dadanya "malem itu gue menolaknya"
Tuhan...
"ia...menelepon gue tadi pagi..." wajahnya menyiratkan ketakutan yang amat "ia melaporkan gue pada 'mami'" mata mungilnya kembali berlinang
Tuhan...what the hell world you made?!!
"tolong...." rintihnya parau..."tolong....belilah gue...." isaknya
Aku???
***
2,5 jam aku berada di dalam kamarnya
Membeli manusia?
Tak pernah terfikirkan sebelumnya
Aku mengisap rokokku yang terakhir
Dalam kupikirkan...
This...the final answer i've
"aku gak bisa membelimu..." kutatap matanya lekat-lekat "tapi aku bisa menikahimu"
***
Ku beli kau dengan ijab kabul
***


2 komentar:

Kizsee Kiseki mengatakan...

wow !
amazing ..
ku beli kau dengan ijab kabul [?]
kata-katany 'wow' dasyat ..
hha,

lam knal**
makasi da main k blog ak ..

senja mengatakan...

kizse"KISEKI" : abis gak punya modal, jadi pake ijab kabul aja hehehehe...